Antasena 1
Antasena adalah anak ke tiga Raden Wrekudara atau Raden Bimasena yang berpasangan dengan Dewi Urang Ayu anak Begawan Mintuna. Ada beberapa nara sumber yang menyebutkan bahwa Dewi Urang Ayu adalah anak Sang Hyang Baruna penguasa laut.
Kisah
kelahiran Antasena bermula ketika Pandawa yang berjumlah lima orang dan
Kurawa yang berjumlah 100 orang sedang berlomba menggali sungai dari
Kurujenggala, sebelah utara keraton Hastinapura hingga menyambung ke
Sungai Gangga. Begawan Mintuna tergerak hatinya melihat Pandawa yang
hanya 5 orang tak sebanding dengan Kurawa yang berjumlah 100 orang. Oleh
karena rasa iba, Begawan Mintuna mengerahkan puluhan ribu anak buahnya
yang berupa belut dan ketam, untuk membantu Pandawa. Dengan bantuan itu
proses penggalian sungai yang di lakukan Pandawa berjalan lancar dan
dengan cepat menyambung ke Sungai Gangga. Sungai hasil galian Pandawa
diberi nama sungai Serayu. Sedangkan penggalian sungai yang dilakukan
oleh para Kurawa tertinggal jauh. Bahkan Kurawa salah sasaran.
Penggalian sungai yang seharusnya disambungkan ke Sunggai Gangga malahan
disambungkan ke Sungai Serayu buatan Pandawa. Maka Resi Bisma yang
menjadi penggagas perlombaan menyatakan Pandawa sebagai pemenang.
Keberhasilan
Pandawa tak lepas dari bantuan Begawan Mintuna. Selanjutnya Begawan
Mintuna berkenan mengambil menantu Bimasena untuk dijodohkan dengan Dewi
Urang Ayu putrinya, dan kemudian melahirkan anak laki-laki yang diberi
nama Antasena.
Sesuai
dengan harapan orang tua, nama Antasena mengandung makna: a berarti
tidak, anta berarti batas, dan sena artinya prajurit atau perwira.
Dimaksudkan agar Antasena menjadi seorang perwira perajurit yang
mempunyai kemampuan tak terbatas. Antasena bertempat tinggal di
kasatrian Randu Kumbala. Ketika masih bayi Antasena pernah dijagokan
oleh dewa untuk melawan Prabu Kalarudra dari Kerajaan Giri Kedasar.
Dalam pertempyran tersebut Antasena berhasil mengalahkan Prabu
Kalarudra. Atas jasanya Antasena diberi kerajaan Giri Kedasar dan
Begawan Mintuna diangkat menjadi dewa.
Antasena
adalah satria yang agak bengal tetapi jujur dan pembela kebenaran.
Sebagai cucu dewa penguasa laut Antasena memiliki pusaka sangat sakti
berupa sungut yang berada dikepala seperti sungut udang. Antasena juga
dappat hidup di dalam air karena dengan sendirinya mendapat kesaktian
dari kakeknya.
Demi
mengasah ketajaman batinnya pada usia dewasa Antasena pernah melakukan
tapa dengan gelar Begawan Curiganata, seperti gelar yang dipakai oleh
Baladewa.
Sebelum
perang Baratayuda Antasena dan Wisanggeni saudaranya menghadap Sang
Hyang Wenang untuk menanyakan peran apa yang bakal mereka jalankan pada
perang Baratayuda. Sang Hyang Wenang bersabda bahwa Antasena dan
Wisanggeni saudaranya tidak mendapatkan peran apa-apa. mereka
masing-masing tidak tampil sebagai senapati, karena ia telah mati
sebelum perang terjadi. Kematian Antasena dan Wisanggeni adalah mati
mukswa yaitu dengan jalan memandang mata Sang Hyang Wenang sehingga
tubuhnya mengecil dan kemudian hilang tidak terlihat.
0 comments:
Post a Comment